Sekretaris Daerah (Sekda) Indragiri Hulu, Riau Hendrijal menyebutkan, ada 64 titik rawan longsor di Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi perhatian dan penting untuk dilakukan penghijauan, Selasa.
"Program penghijauan, adalah salah satu solusi untuk mengatasi abrasi tersebut, " katanya.
Karena, jika terlambat justru berdampak lebih luas terhadap pemukiman penduduk setempat. Sedangkan, titik rawan longsor itu ditemukan pada saat acara ekspedisi oleh tim bersama Bupati Indragiri Hulu Rezita Meylani Yopi beberapa waktu lalu selama tiga hari.
Menindaklanjuti program penghijauan, maka dilaksankan acara sosialisasi program gerakan menaman sejuta pohon sepanjang DAS Indragiri tahun 2022, Selasa (15/2) pukul 10.00 WIB di Auditorium Yopi Arianto lantai 4 Kantor Bupati dengan menghadirkan sejumlah pihak terkait.
(Suasana Dalam Ruangan )
Selain itu, Sekda Hendrijal juga menyebutkan, terjadinya abrasi tebing sungai disebabkan oleh banyak faktor, baik itu oleh manusia sendiri maupun alam. Untuk mengatasinya, penting koordinasi dengan masyarakat sepanjang DAS. Karena, tanah rawan abrasi juga berada di areal lahan masyarakat.
"Ini juga menjadi perhatian, agar tidak menimbulkan polemik lain, " pintanya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Soal Haji, Mari Cari Solusi
|
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Indragiri Hulu Jawalter S menambahkan, DAS perlu di perhatikan, penting penghijauan.
"Karena, setelah dilakukan penyusuran DAS selama tiga hari, sejumlah titik ditemukan sangat rawan longsor, " ujarnya.
(Perserta Acara Sosialisasi Pentingnya Penanaman Sejuta Pohon di DAS)
Sejumlah lokasi, tanah sudah tergerus ke sungai Indragiri, untuk mengurangi dampak lebih besar maka saatnya, semua pihak untuk melakukan penanaman pohon di sejumlah titik rawan abrasi itu.
Sedangkan, Kades Danau Baru, Rengat Barat Ridwan menyebutkan, berterima kasih atas sosialiasi penghijauan DAS.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni Galian C, banyak pemilik usaha yang berusaha di areal DAS, salah satu pemicu runtuhnya tebing sungai.
"Agar penghijauan tidak sia - sia, hentikan kegiatan galian C di sepanjang DAS, " pintanya.
Kades Pulau Gelang, Aprizal menambahkan, abrasi sungai sudah 3 kilometer di desa pulang gelang, bahkan setiap tahun kehilangan tanah DAS hingga tiga meter.
"Oleh karena itu 5 tahun lagi mungkin pulang gelang akan runtuh, jika terlambat penghijauan, " sebutnya.
Namun, untuk jangka panjang perlu ada solusi lain. Hingga tanah di tepi sungai maupun anak sungai tidak tergerus ke sungai, misalnya penting turap, mengurangi kegiatan masyarakat . (Asri)